Yaampun aku nggak tidur setahun
Aku nggak makan setahun
Aku nggak mandi setahun
Macem-macem guyonan setiap tahun baru. Dan karena acara Pacto Dicimus Tour, aku
nggak pulang setahun. Gils. Anak gadis rumahan yang dulunya susah buat keluar
rumah untuk main, sekarang bisa nggak pulang setahun. Epic.
Hari pertama di tahun 2016, ada
sekian hal yang aku catet di hari ini.
Pertama, terimakasih untuk teman-teman semua. Teman-teman Pacto Dicimus Tour yang berhasil bikin
aku nggak pulang setahun. Sedih banget karena kita nggak sempet foto bareng
pake kaos Pacto Dicimus yang aku akui
keren. Dan tagline Learn & Move On
itu nusuk ke hati banget. Learn, Kik.
Then Move On. Ngerti?
Kedua, ketika detik-detik pergantian tahun, disaat semua kru sibuk
di studio, I’m so sorry karena aku
memilih untuk ikut Aldi, Jojo, Aghni dan Zira pergi ke rooftop Gedung C buat liat kembang api dari JCM. Keren banget.
Cantik banget. Epic.
Kalo kata Zira,
“Terimakasih JCM, kamu rela
membakar sekian rupiah uangmu untuk bikin kami mahasiswa semester 5 bahagia.
Ternyata bahagia itu sederhana ya.” Smile.
Tapi, ditengah keindahan
bunga-bunga yang merekah di langit Jogjakarta malam tadi, aku menyadari
sesuatu. Dari sekian sisi kita cari spot untuk bisa lihat kembang api dengan
jelas, kita cuma bisa lihat di satu sisi, itu pun nggak seluruhnya. Yaaa
maksudku ketutupan gedung kampus. Sedih ya. Pindah ke sisi yang lain, cuma bisa
lihat percikannya aja. Semuanya ketutupan gedung. Jogja udah penuh sama
gedung-gedung tinggi. Dan bahagia kita yang sederhana nggak bisa kita rasakan
secara maksimal. Cry.
Ketiga. Berkumpul bersama Aghni, Jojo dan Aldi, plus Kevin means, harus mempersiapkan hati untuk
lebih kuat. Karena serandom-randomnya obrolan, ujungnya akan bahas itu juga. Yah, namanya juga random yak.
Dengan segala sindiran yang mereka lontarkan dan satu cerita yang bikin aku
sedih dengernya, dan segala kondisi hati yang entah kenapa di akhir tahun 2015
lagi super random, ada satu hal yang pengen banget aku lakuin di tanggal satu
bulan satu ini. Kasih kamu satu senyuman. Satu aja. Nggak tau kenapa ya, pengen
aja gitu. Boleh nggak?
Keempat. Setelah nggak ketemu Mamah, Papah, ayam ungu yang masih
bertahan dan seluruh keluarga selama setahun, akhirnya aku memutuskan untuk
pulang. Sekitar jam 1 siang aku sampe rumah. Aku lihat kayaknya ada Raisha di
rumah. Dia kalo libur suka tidur di rumah. Aku ngintip kamar depan, Mamah sama
Raisha lagi nonton tv. Beberapa menit kemudian, Mamah menyadari kehadiranku. Mamah
pun manggil Raisha, then “Tante Kikiiiiii” sambil lari langsung meluk. Sweet
kan? Emang ponakanku satu ini orangnya sweet abis.
Di meja bunder ruang tengah, ada
kertas-kertas buku.
Mamah: “Ini gambar siapa tante?
Uti. Tu ada tulisannya. Kalo yang ini siapa? Raisha.”
Raisha : “Ini lho te. Uti
nangis.”
Mamah : “Kemarin ki mbak Ica
nanya. Ti, te tu kayak gimana ti? Mau nulis u-t-i. Trus ini katanya gambar Uti
nangis.”
Aku : “Lha kenapa Uti kok
nangis?”
Raisha : “Ha kan kemaren kamu
sekolah. Uti di rumah sendiri.”
Aku : “Uti nangis soalnya di
rumah sendiri tak tinggal ke sekolah? Trus kamu bobok di sini nemenin uti di
rumah sendiri?”
Raisha : “Enggak.”
Aku : “Lha trus kenapa kamu bobok
di sini? Nggak nemenin Uti?”
Raisha : “Nemenin kakung.”
Aku : “Lah katamu Uti yang di
rumah sendiri. Kok jadi nemenin Kakung.....”
.......................
Kenapa Uti kok nangis?
Kemaren kamu sekolah, uti di rumah sendiri
Jadi inget Mamah pernah bilang...
Kamu katanya libur 2 minggu. Lha mana kok nggak pernah di rumah.
2 bulan yang lalu Mamah juga
pernah bilang
Dek, kalo habis sholat subuh mbok jangan tidur lagi. Kalo Mamah
berangkat sekolah mbok bangun. Pulang malem, pagi nggak bangun. Mbok bangunnya
nggak cuma pas minta sangu aja.
Pie menurutmu?